Harapan dan Kemajuan
Oleh Ngainun Naim
Tatang Muttaqin, Mengelola Harapan, Tangerang Selatan: Kini Media, 2021
Harapan adalah energi hidup. Adanya harapan membuat manusia mendayagunakan segenap potensi diri dalam aksi. Tujuannya adalah agar harapan tidak sebatas sebagai harapan, tetapi bisa menjadi kenyataan.
Harapan sesungguhnya merupakan aktualisasi dari optimisme. Tanpa ada harapan, tidak akan ada kemajuan. Adanya kepasrahan. Harapan yang terus dirawat, dikelola, dan kemudian diaktualisasikan dalam tindakan menjadi kunci penting yang membawa kemajuan.
Bangsa Indonesia ini sesungguhnya memiliki banyak potensi. Potensi material dan spiritual. Namun sayangnya potensi yang dimiliki belum diberdayakan secara maksimal. Energi yang dimiliki masih dihabiskan untuk merespon persoalan demi persoalan yang seolah tidak ada habisnya. Persoalan yang sesungguhnya tidak produktif karena muaranya bukan terwujudnya kemajuan.
Pada titik inilah gagasan dan pemikiran Tatang Muttaqin, sebagaimana tertuang dalam buku karyanya ini, penting posisinya sebagai pencerah di tengah persoalan yang ada. Buku ini memberikan banyak informasi dan wawasan positif. Jika diibaratkan, kandungan buku ini laiknya energi yang penuh tenaga.
Pendidikan—dalam konteks dan makna yang luas—menjadi titik perhatian utama Tatang Muttaqin. Ia meyakini bahwa pendidikan merupakan kunci penting untuk kemajuan masyarakat Indonesia. Keyakinan ini bukan sekadar berbasis asumsi, tetapi berdasarkan data, pengalaman, dan interaksinya dengan banyak pihak.
Isi buku ini menunjukkan betapa besarnya perhatian dan komitmen Tatang Muttaqin terhadap kemajuan dunia pendidikan Indonesia. Ia menyadari bahwa kondisi pendidikan Indonesia masih harus terus berbenah, “Ditilik dari aspek mutu pendidikan, Indonesia masih perlu berjuang lebih keras lagi” (halaman 112).
Salah satu kelebihan setiap tulisan di buku ini adalah berangkat dari sebuah pernyataan, didukung data yang kaya, lalu dianalisis secara kritis, dan diakhiri dengan rekomendasi. Jadinya setiap tulisan selalu menghadirkan inspirasi bagi pembacanya.
Saya ingin mengambil contoh tentang sains. Menurut Tatang Muttaqin, sains itu sangat penting bagi bangsa ini. Sayangnya sains hanya dipelajari oleh kelompok pelajar pada level tertentu. Tatang Muttaqin merekomendasikan agar sains itu diperkenalkan sejak dini kepada anak. Pengenalan ini penting agar tumbuh pengetahuan dan rasa senang anak terhadap sains. Kemajuan daya pikir dan daya cipta bangsa akan lebih cepat dengan semakin banyaknya warga bangsa yang menyukai dan mendalami sains (14-15). Gagasan ini tentu menarik sebagai ikhtiar mempercepat laju kemajuan bangsa, meskipun tidak mudah pada tataran implementasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan tidak muncul begitu saja. Dibutuhkan langkah-langkah taktis dan strategis untuk mewujudkannya. Dalam kerangka kemajuan ilmu pengetahuan, Tatang Muttaqin menulis tentang tiga hal penting. Pertama, capaian yang mengagumkan lahir dari konsistensi, konsentrasi, dan ketekunan ilmuwan dalam melaksanakan penelitian. Ini menjadi hal signifikan dan menantang. Signifikan karena tiga sikap tersebut (konsistensi, konsentrasi, dan ketekunan) adalah kunci-kunci penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Menantang karena godaan menjalankan penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan itu sangat besar, mulai godaan ekonomi, politik, hingga kebutuhan hidup. Kedua, di era keterkaitan, ilmuwan perlu bekerja sama lintas ilmu dan bidang sehingga mampu memotret realitas secara lebih utuh dan komprehensif. Ketiga, interaksi lintas disiplin terbukti banyak menginspirasi para ilmuwan dalam menemukan capaian yang tidak biasa (98).
Persoalan penelitian di Indonesia juga tidak luput dari sorotan Tatang Muttaqin. Selain soal kualitas hasil penelitian yang perlu untuk terus ditingkatkan, pertanggungjawaban administrasi yang harus dilakukan oleh peneliti juga cukup ribet. Bahkan ada guyonan jika pertanggungjawaban administrasi penelitian itu lebih berat dibandingkan dengan pertanggungjawaban penelitian itu sendiri. Dalam melakukan pertanggungjawaban administrasi, seorang dosen dipaksa untuk melakukan “akrobat pertanggungjawaban” yang secara substansi dan secara moral bertentangan dengan kredo penelitian itu sendiri. Bagi Tatang, spirit yang penting adalah jika bisa dipermudah, jangan sampai dipersulit. Penelitian sebaiknya fokus pada out put dan outcome (154-158).
Bagian yang saya sukai adalah Bagian IV, “Menata Harapan”. Bagian ini, menurut saya, menyentuh dimensi kemanusiaan. Tatang Muttaqin, dengan tetap mengacu kepada data, melakukan analisis kritis atas beragam persoalan kemanusiaan. Salah satunya adalah tentang bahagia. Ia menulis bahwa orang bisa bahagia apabila memiliki hubungan yang baik (good relationship) dengan keluarga, teman, dan komunitas atau silaturrahmi. Jadi, kebahagiaan bukan ditentukan karena memiliki banyak uang, beken, sukses, dan atribut yang lainya (166-167).
Secara keseluruhan buku karya Tatang Muttaqin ini menyajikan banyak informasi, pengetahuan, dan renungan yang bermanfaat. Meskipun tidak disusun sebagaimana karya ilmiah yang memiliki struktur baku, namun buku ini tetap menarik. Gaya bahasa ringan mengalir dan ketajaman analisis yang dibungkus dalam kesantunan diksi membuat buku ini menawarkan banyak hal yang mencerahkan.
Saya sendiri sangat berterima kasih kepada Pak Tatang Muttaqin yang memberikan hadiah buku pada sebuah acara di IAIN Gorontalo akhir tahun 2022. Meskipun, dengan alasan klasik kesibukan, saya baru sempat menamatkan buku ini beberapa bulan kemudian dan baru membuat catatan sekarang ini. Semoga buku demi buku karya Pak Tatang Muttaqin terus lahir untuk memberikan perspektif yang mencerahkan dalam perjalanan bangsa ini, khususnya dalam bidang pendidikan.
UIN SATU Tulungagung, 8 Agustus 2023
Resensi yang menarik ttg buku yang menarik
BalasHapusTerima kasih Pak Emcho
Hapus