Menulis, Komitmen, dan Proses Kreatif Menulis

Agustus 27, 2023


 

Ngainun Naim

 

Menulis menjadi salah satu keterampilan penting di abad ini. Hidup penuh kompetitif mengharuskan setiap orang memiliki keterampilan yang bisa menopang eksistensi diri. Tanpa memiliki keterampilan, ia akan terpinggirkan oleh kompetisi hidup yang tidak mengenal rasa kasihan.

 

Gunawan (2023) menyebut bahwa keterampilan yang dibutuhkan di abad ini adalah transferable skills, yaitu keterampilan yang bisa diterapkan di segala posisi. Bekerja di bidang apa pun, keterampilan ini penting. Salah satu transferable skills tersebut adalah menulis.

 

Begitu pentingnya peranan menulis sehingga banyak yang tertarik untuk bisa menulis. Ketertarikan terhadap aktivitas menulis bukan semata didasari oleh pengetahuan tentang transferable skills. Mungkin juga orang tidak mengetahui terhadap hal tersebut. Mereka ingin bisa menulis karena faktor-faktor tertentu.

 

Banyak orang ingin bisa menulis tetapi keinginan itu tidak selalu bisa terwujud menjadi kenyataan. Hanya sebagian kecil saja orang yang berhasil mewujudkan keinginan tersebut, sementara sebagian besarnya justru berhenti sebatas sebagai keinginan belaka. Ada juga yang berusaha mewujudkan tetapi kemudian berhenti ketika berhadapan dengan hambatan dan tantangan (Naim, 2018).

 

Dunia menulis itu memang unik. Disebut unik karena memiliki karakteristik khas yang tidak terdapat di aktivitas atau profesi lain. Jika seseorang mau dan mampu untuk menulis maka ia juga termasuk makhluk yang unik karena menekuni bidang yang unik.

Tulisan adalah penanda peradaban. Banyak orang yang mengetahui dan menyadari signifikansi tulisan bagi kemajuan peradaban, tetapi pengetahuan dan kesadaran ini tidak bermetamorfosis menjadi tindakan. Ia berhenti pada tataran idealitas yang mengawang.

 

Tidak ada rumus baku yang bisa membuat seseorang bisa menjadi penulis. Jalan kepenulisan itu, menurut saya, bersifat personal. Langkah-langkah dan jalan yang sama belum tentu memberikan hasil yang sama ketika dipraktikkan oleh orang lain.

 

Meskipun demikian, ada banyak hal yang menjadi titik temu jalan kepenulisan. Salah satunya adalah komitmen. Mereka yang teguh memegang komitmen akan berhasil menjadi penulis. Bagi yang komitmennya lemah, biasanya sulit untuk sukses menjadi penulis (McGranahan, 2020).

 

Salah satu bentuk komitmen adalah berproses menulis. Dunia menulis itu bukan sebatas sebagai teori tetapi lebih ditentukan oleh praktik. Menguasai teori bukan jaminan bisa menjadi penulis jika tidak pernah praktik. Semakin sering praktik, semakin besar potensi untuk bisa menjadi penulis.  Ia membutuhkan banyak sekali latihan karena tidak ada yang instan. Latihan, perbaikan, dan terus berproses menulis merupakan aspek yang penting dilakukan jika ingin berhasil untuk menjadi penulis. Tulisan yang baik itu buah dari perbaikan demi perbaikan yang dilakukan secara konsisten (Zinsser, 2004).

 

Komitmen itu dinamis. Jika tidak percaya, mari kita renungkan diri kita dalam kaitannya dengan komitmen ini. Bisa komitmen dalam hal ibadah, relasi sosial, memenuhi kewajiban, dan banyak hal lain dalam kehidupan ini. Dari semua komitmen yang kita pegang, apakah semua mampu berjalan secara maksimal?

 

Pengalaman saya menunjukkan bahwa memegang dan menjalankan komitmen itu berat.  

Itulah yang saya sebut sebagai dinaamis. Dalam suatu waktu, komitmen dalam diri bisa sangat kuat. Saat lain, melemah, atau bahkan hilang sama sekali. Di sinilah perlu dilakukan berbagai upaya untuk merawat komitmen agar menulis menjadi tradisi yang berurat-berakar. Ketika komitmen kuat, menulis akan mampu terus dilakukan dengan kondisi yang tidak tetap.

 

Ikut komunitas kepenulisan merupakan salah satu cara penting dalam merawat komitmen. Dalam komunitas, hal-ikhwal kepenulisan biasanya menjadi topik perbincangan. Kondisi komunitas memang tidak seragam. Ada yang aktif, ada yang sedang, dan ada yang pasif. Meskipun demikian, dalam kerangka merawat komitmen, keikutsertaan dalam komunitas penting artinya. Komitmen menulis jauh lebih terawat dibandingkan tanpa ikut komunitas menulis.

 

Kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan membaca buku-buku tentang kepenulisan. Bacaan itu memiliki pengaruh terhadap pembacanya. Tentang seberapa besar pengaruhnya, itu berkaitan dengan banya variabel. Namun satu hal yang pasti, bacaan memiliki pengaruh terhadap pembacanya.

 

Penulis besar adalah pembaca yang tekun. Mereka menjadikan buku sebagai bagian tidak terpisah dari kehidupan. Tan Malaka, misalnya, bahkan secara ekstrim menganjurkan kepada para penulis untuk mengurangi konsumsi makanan dan belanja pakaian serta berhemat agar bisa membeli buku. Buku-buku inilah yang akan memperluas caakrawala dan mendukung aktivitas menulis (Kurnia, 2016).

 

Bagi yang ingin menjadi penulis dalam maknanya yang substantif, buku-buku yang berkaitan dengan dunia menulis cukup penting untuk dikonsumsi. Bisa buku tentang teori menulis, pengalaman menekuni dunia menulis, dan hal-ikhwal menulis lainnya. Membaca buku-buku semacam ini penting artinya dalam merawat spirit kepenulisan.

 

Menulis itu sesungguhnya sangat penting dalam konteks kehidupan kekinian. Seseorang yang memiliki keterampilan menulis—apa pun profesinya—akan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan koleganya yang tidak memiliki keterampilan menulis. Menulis, dengan demikian, adalah keterampilan yang menjadi nilai tambah sekaligus pembeda.


Tulungagung, 27 Agustus 2023

 

 

Daftar Bacaan

Gunawan, Samantha. (2023). Keterampilan yang Diperlukan di Abad ke-21. https://ehef.id/post/keterampilan-yang-diperlukan-di-abad-ke-21.

Kurnia, Anton. (2016). Mencari Setangkai Daun Surga: Jejak perlawanan Manusia atas Hegemoni Kuasa. Yogyakarta: IRCiSoD.

McGranahan, C. (Ed.). (2020). Writing anthropology: essays on craft and commitment. Duke University Press.

Naim, Ngainun. (2018). Spirit Literasi. Tulungagung: Akademia Pustaka.

Zinsser, William. (2004). On Writing Well, New York: HarperResource quill.

20 komentar:

  1. Terima kasih atas pencerahannya Prof

    BalasHapus
  2. Profesor ku sang motivatorku.,.inspirasi menulis dari sang profesor ..teman terbaikku ketika di MAN4 Denanyar Jombang

    BalasHapus
  3. Mantab Prof... Semoga manfaat untuk saya

    BalasHapus
  4. Selalu menginspirasi dan memotivasi. Terima kasih, Prof.

    BalasHapus
  5. Saya senang baca tulisan prof, setiap ada di wag saya selalu baca. Diksinya mengalir mudah dipahami....

    BalasHapus
  6. Sangat menginspirasi.. terima kasih Prof

    BalasHapus
  7. Ketika komitmen kuat, menulis akan mampu terus dilakukan dengan kondisi yang tidak tetap. Jadi harus membuat komitmen dengan diri sendiri....Terima kasih Prof

    BalasHapus
  8. Semakin sering praktik, semakin besar potensi untuk bisa menjadi penulis. Setuju sekali Prof. Naim
    Terima kasih terus menginspirasi

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.