Sekali Seumur Hidup
Ngainun Naim
Ratusan mahasiswa duduk rapi di kursi ruang Rektorat Lantai 5 UIN Maulana Malik Ibrahin Malang. Siang itu, 11 Agustus 2023, terlihat dari wajah para mahasiswa, ekspresi yang nano-nano. Ada bahagia, juga sedih.
Bahagia karena kegiatan KKN selama sebulan lebih telah usai dilaksanakan. Sedih karena mereka harus berpisah. Kebersamaan yang mereka rasakan berlangsung sedemikian cepat.
KKN ini menarik. Namanya KKN Persemakmuran Ex. Sunan Ampel. Pesertanya adalah mahasiswa terpilih dari kampus yang dulu berada di bawan naungan IAIN Sunan Ampel.
Dulu ada fakultas yang menginduk ke IAIN Sunan Ampel. Mulai tahun 1997 masing-masing harus berdiri sendiri dengan menjadi STAIN. Kini semua STAIN itu telah bertransformasi menjadi UIN dan IAIN.
Induknya adalah UIN Sunan Ampel Surabaya. Berikutnya ada UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, UIN KH Achmad Shiddiq Jember, UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, UIN Mataram, IAIN Ponorogo, IAIN Kediri, dan IAIN Madura.
KKN ini penting karena beberapa hal. Pertama, ikatan persaudaraan. Kami dulu berada di satu lembaga. Meskipun sejak tahun 1997 masing-masing berdiri sendiri, namun ikatan persaudaraan itu masih kuat. KKN merupakan ikhtiar untuk merawat ikatan persaudaraan tersebut.
Kedua, relasi emosional yang kuat. Emosional itu netral. Ada makna positif dan negatif. Tentu, makna positif yang saya maksudkan di sini. Relasi emosional ini merupakan konsekuensi dari ikatan persaudaraan yang telah lama terbangun. Relasi antar pimpinan telah terbangun erat. Pada level praktis, relasi ini ditindaklanjuti dalam beberapa kegiatan, di antaranya adalah kuliah kerja nyata.
Ketiga, media diskusi. Bersua di antara para pengelola KKN itu merupakan kesempatan mahal. Kesempatan bersua tidak selalu diperoleh jika tidak ada momentum yang mempertemukan. Pertemuan para pengelola memungkinkan terjadinya perbincangan demi perbincangan. Gagasan demi gagasan kreatif acapkali muncul secara tidak terduga. Berbagi cerita tentang pengalaman, juga memunculkan ide demi ide. Ini merupakan sesuatu yang mahal dan berharga.
Keempat, sinergi dan kolaborasi. Ini penting artinya di zaman yang berkembang sedemikian pesat. Kemajuan seharusnya diupayakan bersama karena pada akhirnya kemajuan itu bisa sama-sama memberikan manfaat untuk kebersamaan.
Pada saat kegiatan penutupan, saya mendapatkan kesempatan memberikan sambutan. Saya sampaikan beberapa hal. Pertama, KKN itu merupakan kesempatan yang sangat berharga dalam hidup. Jika tidak pernah kuliah S1, orang tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengikuti KKN. Hal ini perlu menjadi pengetahuan dan kesadaran agar menjadi basis untuk bersyukur. Bisa mengikuti KKN adalah anugerah hidup. Tidak setiap orang mendapatkan kesempatan.
Kedua, KKN adalah sarana untuk mendapatkan pengalaman hidup. Teori di bangku perkuliahan perlu diperkaya dengan pengalaman hidup. Dialog teori dan pengalaman yang diperoleh melalui KKN merupakan wahana mendewasakan diri. Wahana untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan hidup.
Ketiga, menjalankan KKN adalah menanamkan kebajikan. Salah satu ukuran sukses KKN adalah kesedihan masyarakat karena KKN usai. Itu merupakan indikasi bahwa peserta KKN memiliki kontribusi nyata di masyarakat. Sebaliknya jika selesainya KKN justru menimbulkan rasa bahagia di masyarakat berarti selama KKN ada persoalan. Masyarakat merasakan bahagia dengan selesainya KKN karena sumber masalah akan pergi.
Tulungagung, 30 Agustus 2023
Membaca tulisan jenengan, menjadikan saya ingin KKN kembali, Prof.
BalasHapuswkwkwkwk
Hapus