Munas, Disrupsi, dan Kiprah Alumni
Ngainun Naim
Kondisi fisik sebenarnya sedang kurang prima. Selama dua
hari ini badan rasanya kurang nyaman. Bangun tidur berat sekali. Dalam waktu
bersamaan sariawan menyerang. Juga batuk ringan.
Berbagai upaya untuk sembuh sudah dilakukan, seperti minum
perasan jeruk, madu, dan lainnya. Secara umum sesungguhnya
sudah ada perbaikan. Namun belum sepenuhnya pulih. Jika direnungkan tampaknya
faktor yang dominan karena kurang waktu untuk istirahat. Aktivitas yang padat
merayap pada waktu-waktu terakhir cukup menguras energi dan pikiran.
Hingga Sabtu pagi [23.12.2023] hati masih bimbang untuk
menentukan antara berangkat atau tidak. Alarm hape pada pukul 03.15 berbunyi.
Saya coba paksa bangun tetapi sangat berat. Tidak ada pilihan. Alarm saya setel
beberapa puluh menit lagi agar tubuh lebih segar.
Saat bangun saya paksakan segera mandi agar tubuh segar.
Setelah itu shalat subuh dan mengaji beberapa ayat Al-Qur'an. Berharap tubuh
lebih segar, saya pun jalan kaki di sekitar rumah. Tidak terlalu lama namun
setidaknya tubuh bergerak.
Pukul 06.30 saya memutuskan untuk berangkat ke Pondok
Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang. Pertimbangan utamanya adalah
"ngalap barakah". Di pesantren ini saya dulu menuntut ilmu.
Ketika ada undangan dan masih memungkinkan, saya usahakan untuk datang meskipun
tidak maksimal. Pertimbangan lainnya adalah undangan walimatul urs Ustadz
Shofarullah yang mantu dalam waktu bersamaan. Rumah beliau juga berada di
lingkungan pesantren. Jadi dua hal dalam satu aktivitas.
Bersyukur ada kawan muda yang bisa menjadi sopir. Jika
tidak ada sopir, saya tidak akan berangkat. Kuatir tubuh semakin meriang.
Disrupsi
Saya datang saat acara
tahlil sedang berlangsung di Aula MAN 4 Jombang. KH. Ahmad Wazir Ali
yang memimpin. Saya segera duduk dan mengikuti
acara.
Usai tahlil dilanjutkan
dengan sambutan dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, Prof. Dr. Abdul Halim Iskandar. Dalam sambutan beliau menegaskan
pentingnya menata alumni PP Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang. Potensi besar
yang dimiliki alumni harus diberdayakan demi kemanfaatan ilmu dan kemajuan
pesantren.
Kiprah alumni penting
terus dilakukan sinergi. Komunikasi di antara sekian banyak alumni penting
untuk terus dilakukan. Pengurus IKAPPMAM [Ikatan Alumni Pondok Pesantren
Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang] diharapkan mengkondisikan alumni dengan
segenap potensi yang dimiliki agar semakin berdaya dan memberikan
kemanfaatan.
Pada bagian berikutnya, Staf
Ahli Menteri Tenaga Kerja dalam sambutan menyampaikan persoalan disrupsi.
Disrupsi telah ada, hadir, dan menjadi bagian kehidupan. Setiap elemen
masyarakat, termasuk pondok pesantren, diharapkan siap menghadapi disrupsi yang
ada.
Secara sederhana ada tiga
sebab utama disrupsi. Pertama, teknologi. Perubahan kehidupan cukup
drastis. Perubahan ini menghadirkan dua sisi sekaligus, yaitu positif dan
negatif. Kedua, pandemi. Bencana besar selama sekitar dua tahun
memberikan efek luar biasa terhadap kehidupan. Perubahan demi perubahan menjadi
tradisi baru. Ketiga, alih generasi. Sekarang ini ada jurang yang cukup
lebar antar generasi. Seolah ada jurang terputus dalam peralihan generasi.
Realitas disrupsi yang
semacam itu harus dihadapi secara baik. Langkah yang pertama adalah responsif.
Jadi bukan reaktif. Responsif menunjukkan adanya kreativitas dan kemampuan
membaca perubahan secara aktif. Kedua, Kreatif-inovatif. Ini merupakan
hal sulit tetapi harus dilakukan. Jika tidak, disrupsi akan menggulung
kehidupan kita secara personal maupun sosial. Ketiga, kolaborasi. Kerja
sendiri tanpa melibatkan orang lain menghadapi tantangan yang semakin berat.
Sekarang bukan zamannya kompetisi melainkan kolaborasi. Tujuannya adalah
tercapainya tujuan dengan kerja sama dan sama-sama kerja. Keempat, memanfaatkan
teknologi. Ini merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari.
Alumni pesantren harus
tanggap terhadap disrupsi. Tidak boleh mengeluh tetapi memberikan solusi dan
tanggapan kreatif. Inilah cara agar selalu eksis di tengah disrupsi.
Ideologis
KH. Abdussalam Shohib saat memberikan sambutan
menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, kegiatan Musyarawarah
Nasional IKAPPMAM yang sedang berlangsung merupakan waktu yang tepat untuk kembali mengingat perjuangan
Mbah Bisri dan Mbah Nyai Nur Khodijah. Langkah-langkah beliau dalam bidang
apapun selalu ideologis. Tidak ada yang main-main.
Kiai Salam memberikan bukti. AD ART Yayasan Mamba’ul
Ma’arif berbunyi bahwa yang berhak mengelola Yayasan dan Pesantren Mamba’ul Ma’arif
harus berakidah Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdhiyah. Hal ini menunjukkan bahwa
Mbah Kiai Bisri Syansuri itu mendirikan Pondok Pesantren bukan untuk kerajaan
atau kebanggaan anak cucu melainkan memang didasari oleh ideologi yang sangat
kuat.
Bukti lainnya adalah ketika pertama kali menjadi anggota DPR
dan harus pindah ke Jakarta, yang pertama dilakukan oleh Mbah Kiai Bisri adalah
mengumpulkan para santri. Pada kesempatan tersebut beliau dawuh bahwa kepergian
beliau ke Jakarta itu untuk berjuang bagi pesantren dan akidah. Bukan untuk
kejayaan finansial atau kepentingan materi lainnya.
Bukti lainnya terkait pilihan politik. Gambar ka'bah
untuk PPP itu dari Mbah Bisri sebagai simbol fusinya Islam dalam satu wadah. Berbagai
upaya nego dari pemerintah ditolak secara teguh. Ideologi beliau kokoh, kuat,
dan tegas tanpa bisa ditawar.
Kedua, Kiai Salam menyampaikan bahwa banyak alumni yang tidak ngaji langsung
kepada para Kiai dan Bu Nyai sekarang ini. Kondisi zaman yang berbeda. Namun
demikian Kiai Salam menegaskan bahwa alumni yang gati ke pondok setelah
wafatnya para masyayikh itu hal luar biasa. Maknanya, ini merupakan bentuk kesetiaan
yang nyata dalam menjaga warisan.
Ketiga, kegiatan pengajian alumni perlu terus dikembangkan ke alumni, walisantri,
dan masyarakat. Inilah cara kampanye yang efektif. Sempatkan hadir. Jadikan
"hiburan" yang bermanfaat.
Tulungagung,
24 Desember 2023
Catatan yang menarik, Mas Prof. Mudah2an berkah. Aamiin
BalasHapusTerima kasih Abah Emcho
HapusTerima kasih info P Prof
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya Pak
HapusSukses selalu... Semoga kedepan alumni Denanyar semakin solid, semakin kokoh tali silaturrahim..mewujudkan generasi hebat bermartabat..
BalasHapusAamiinnnn
HapusBarokah. Selamat
BalasHapusAamiinnnn. Terima kasih Pak Haji
HapusPertemuan yang penuh makna.
BalasHapusAlhamdulillah
Hapusalhamdulillah indahnya silahturahim
BalasHapusAlhamdulillah
Hapus