Pengabdian Sudah Dilakukan, Penulisan Perlu Diwujudkan
Ngainun Naim
Pengabdian bagi dosen merupakan tugas pokok. Tri dharma
perguruan tinggi menjadikan pengabdian sebagai kewajiban.
Sebagai seorang dosen, saya berusaha menjalankan tugas
dharma pengabdian. Demikian juga dengan kawan-kawan dosen yang lainnya. Dalam
konsep masing-masing orang, pengabdian adalah bagian tidak terpisah dalam
kehidupan sehari-hari.
Aktivitas di kampus dilakukan dalam jam-jam kerja. Namun
di jam kerja dan di luar jam kerja, dosen hidup di masyarakat dalam maknanya
yang luas. Kondisi ini membuka peluang yang luas untuk melaksanakan aktivitas
pengabdian kepada masyarakat.
Persoalannya, pengabdian itu bukan hanya dilakukan tetapi
juga harus dilaporkan. Bukan hanya secara lisan tetapi melalui mekanisme
tertentu yang telah ditentukan.
Bagi kawan-kawan dosen PTKI, pengabdian kepada masyarakat
bisa dilakukan dengan skema dana bantuan. Tentu setelah melalui kompetisi yang
tidak ringan. Ketika dana sudah diperoleh idealnya kerja pengabdian
dilaksanakan secara maksimal dan dilaporkan secara baik secara tertulis.
Ada beberapa catatan yang saya rangkum dari diskusi
terkait pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh kawan-kawan dosen. Catatan
ini hanya merupakan refleksi atas diskusi dan review laporan penelitian
kawan-kawan yang melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat.
Pertama, kerja pengabdian itu basisnya adalah kebutuhan masyarakat, bukan keinginan
dosen pengabdi semata. Kebutuhan ini akan membuat kerja pengabdian bisa
berjalan efektif dan memberikan kontribusi nyata terdahap kehidupan masyarakat.
Kedua, pengabdian itu bukan semata kerja teknis. Berdasarkan pengamatan, tidak
sedikit pengabdian yang fokus pada aspek teknis semata. Implikasinya, substansi
pengabdian kurang tersentuh. Transformasi masyarakat dengan adanya aktivitas
pengabdian tidak banyak terjadi.
Ketiga, laporan pengabdian beda dengan laporan kegiatan. Perlu ada paparan kondisi
objektif subjek dampingan sebelum dan setelah ada kegiatan. Perlu paparan
bagaimana metode dipilih dan dioperasionalkan. Juga perlu menyajikan refleksi
dan pembelajaran dari proses bersama masyarakat.
Keempat, metode pengabdian yang baik ada penjelasan mengapa dipilih, bagaimana
dioperasionalkan, dan bagaimana ”berbunyi”. Jadi bukan sekadar disebutkan
secara sambil lalu dan kemudian ditinggalkan.
Kelima, luaran pengabdian merupakan ikhtiar diseminasi kepada masyarakat luas. Laporan
pengabdian sebaiknya tidak hanya disimpan. Di era digital ini, laporan
pengabdian sebaiknya disebarluaskan agar menjadi informasi dan inspirasi bagi
masyarakat luas.
Luaran dalam bentuk artikel jurnal tidak harus berupa
artikel pengabdian. Selain dalam bentuk artikel pengabdian, luaran juga bisa juga
berbentuk artikel penelitian. Laporan pengabdian diposisikan sebagai bahan dan
sumber inspirasi. Tentu dibutuhkan pengolahan lebih lanjut sesuai dengan standar
jurnal yang dituju. Sepanjang ditulis secara baik, terbuka harapan untuk
dipublikasikan di jurnal yang dituju.
Tulungagung, 4 Januari 2024
Mantab
BalasHapusTerima kasih
Hapusmantul pak ngainun naim
BalasHapusTerima kasih
HapusMatur nuwun catatannya, Bapak. Semoga sehat selalu, Bapak Naim
BalasHapusAamiinnn. Terima kasih atas doanya.
HapusMantap bapak Naim
BalasHapusTerima kasih
Hapus