Pengabdian Sudah Dilakukan, Penulisan Perlu Diwujudkan

Januari 04, 2024


Ngainun Naim

 

Pengabdian bagi dosen merupakan tugas pokok. Tri dharma perguruan tinggi menjadikan pengabdian sebagai kewajiban.

 

Sebagai seorang dosen, saya berusaha menjalankan tugas dharma pengabdian. Demikian juga dengan kawan-kawan dosen yang lainnya. Dalam konsep masing-masing orang, pengabdian adalah bagian tidak terpisah dalam kehidupan sehari-hari.

 

Aktivitas di kampus dilakukan dalam jam-jam kerja. Namun di jam kerja dan di luar jam kerja, dosen hidup di masyarakat dalam maknanya yang luas. Kondisi ini membuka peluang yang luas untuk melaksanakan aktivitas pengabdian kepada masyarakat.

 

Persoalannya, pengabdian itu bukan hanya dilakukan tetapi juga harus dilaporkan. Bukan hanya secara lisan tetapi melalui mekanisme tertentu yang telah ditentukan.

 

Bagi kawan-kawan dosen PTKI, pengabdian kepada masyarakat bisa dilakukan dengan skema dana bantuan. Tentu setelah melalui kompetisi yang tidak ringan. Ketika dana sudah diperoleh idealnya kerja pengabdian dilaksanakan secara maksimal dan dilaporkan secara baik secara tertulis.

 

Ada beberapa catatan yang saya rangkum dari diskusi terkait pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh kawan-kawan dosen. Catatan ini hanya merupakan refleksi atas diskusi dan review laporan penelitian kawan-kawan yang melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat.

 

Pertama, kerja pengabdian itu basisnya adalah kebutuhan masyarakat, bukan keinginan dosen pengabdi semata. Kebutuhan ini akan membuat kerja pengabdian bisa berjalan efektif dan memberikan kontribusi nyata terdahap kehidupan masyarakat.

 

Kedua, pengabdian itu bukan semata kerja teknis. Berdasarkan pengamatan, tidak sedikit pengabdian yang fokus pada aspek teknis semata. Implikasinya, substansi pengabdian kurang tersentuh. Transformasi masyarakat dengan adanya aktivitas pengabdian tidak banyak terjadi.

 

Ketiga, laporan pengabdian beda dengan laporan kegiatan. Perlu ada paparan kondisi objektif subjek dampingan sebelum dan setelah ada kegiatan. Perlu paparan bagaimana metode dipilih dan dioperasionalkan. Juga perlu menyajikan refleksi dan pembelajaran dari proses bersama masyarakat.

 

Keempat, metode pengabdian yang baik ada penjelasan mengapa dipilih, bagaimana dioperasionalkan, dan bagaimana ”berbunyi”. Jadi bukan sekadar disebutkan secara sambil lalu dan kemudian ditinggalkan.

 

Kelima, luaran pengabdian merupakan ikhtiar diseminasi kepada masyarakat luas. Laporan pengabdian sebaiknya tidak hanya disimpan. Di era digital ini, laporan pengabdian sebaiknya disebarluaskan agar menjadi informasi dan inspirasi bagi masyarakat luas.

 

Luaran dalam bentuk artikel jurnal tidak harus berupa artikel pengabdian. Selain dalam bentuk artikel pengabdian, luaran juga bisa juga berbentuk artikel penelitian. Laporan pengabdian diposisikan sebagai bahan dan sumber inspirasi. Tentu dibutuhkan pengolahan lebih lanjut sesuai dengan standar jurnal yang dituju. Sepanjang ditulis secara baik, terbuka harapan untuk dipublikasikan di jurnal yang dituju.

 

Tulungagung, 4 Januari 2024

8 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.