Riset dan Pengembangan Kelembagaan
Ngainun Naim
Pengembangan kelembagaan menjadi tantangan yang harus
dijawab secara konseptual dan praktis. Secara konseptual, gagasan dan ide bagi
kemajuan kelembagaan harus dilakukan secara serius dan sistematis. Secara
praktis, pengembangan kelembagaan harus diwujudkan dalam aneka kegiatan yang
memiliki implikasi nyata bagi kemajuan.
Tanpa pemikiran dan aksi, kondisi lembaga akan stagnan.
Bisa juga tidak jelas arahnya. Kita bisa belajar juga pada lembaga yang semakin
merosot dari waktu ke waktu. Salah satu faktornya karena tidak ada pemikiran
tentang pengembangan lembaga.
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung sesungguhnya
memiliki beberapa hal yang bisa disebut sebagai keunggulan. Tentu bukan sekadar
untuk dibanggakan melainkan dijadikan sebagai titik pijak untuk kerja-kerja
kreatif selanjutnya. Prestasi dijadikan sebagai basis untuk meraih prestasi
demi prestasi berikutnya.
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung memiliki banyak
pengalaman keunggulan. Misalnya melaksanakan program unggulan Kementerian
Agama, yaitu Religious Index. Juga program Lembaga Pemeriksa Halal
(LPH). Optimalisasi dan maksimalisasi
masih harus terus dilakukan agar menjadi keunggulan.
Ada beberapa pokok pikiran terkait dengan riset dan
pengembangan kelembagaan dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh LP2M. Kegiatan
bertajuk ”Coaching Pengembangan Kelembagaan & Kerjasama Luar Negeri”
dilaksanakan di Lantai 3 Rektorat UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung pada 7
Desember 2023. Ada dua narasumber yang hadir, yaitu Prof. Wang Yonghui, Ph.D
dari Central China Normal University dan Dr. Mahmud Syaltout Syahidul Haq,
Tenaga Ahli Menteri Agama.
Pertama, riset itu ruh lembaga. Harus terus diupayakan agar riset semakin hari
semakin berkualitas. Bukan sekadar riset yang berhenti di meja peneliti dan rak
perpustakaan, tetapi riset yang memberikan implikasi nyata bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan bagi masyarakat. Hanya riset serius yang bisa menjalankan
fungsi semacam ini.
Kedua, salah satu ukuran keberhasilan riset adalah dipublikasikan yang
memungkinkan banyak orang untuk membaca. Semakin luas tingkat keterbacaan hasil
penelitian maka semakin bagus. Publikasi diharapkan di jurnal-jurnal yang
bereputasi.
Ketiga, dosen-dosen muda perlu terus didorong untuk mengembangkan kapasitasnya.
Belajar ke luar negeri perlu terus diupayakan. Sebagaimana disampaikan oleh
Prof. Wang Yonghui, ada beberapa kesempatan yang bisa dimaanfaatkan untuk
kesempatan meningkatkan kualitas dosen-dosen muda UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung. Kesempatan ini penting untuk dimanfaatkan karena akan memberikan
banyak pengalaman dan pelajaran yang akan bermanfaat bagi individu dosen dan
bagi UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Dalam bahasa Prof. Wang, data
riset itu penting, namun menindaklanjutinya dengan penguatan sumber daya
manusia juga tidak kalah penting.
Keempat, rujukan kebijakan. Ini penting agar PTKIN menjadi rujukan. Caranya adalah
dengan mengembangkan riset-riset unggulan. Juga dengan menciptakan semacam think
thank yang memang fokusnya pada aspek ini. Tentu bukan hal mudah tetapi
bukan mustahil untuk dilakukan. Niat baik, kerja sama, dan konsisten menuju
capaian yang terukur adalah langkah yang memungkinkan menuju terwujudnya
hal-hal yang dimaksud.
Tulungagung, 10.12.2023
Tulisan yg bergizi
BalasHapusTerima kasih Abah
Hapus