Habib Bahasyim

Januari 10, 2024

Ngainun Naim

Sumber gambar: https://banjarmasin.tribunnews.com/2022/12/07/angkut-jemaah-haul-ke-76-habib-basirih-banjarmasin-panitia-siapkan-10-kelotok-dan-2-kapal-feri

Ziarah ke makam orang alim adalah sarana belajar. Belajar tentang bagaimana seorang tokoh bisa memiliki muhibbin yang banyak. Belajar tentang kisah hidupnya yang belum diketahui. Belajar tentang perilaku utama. Juga belajar tentang banyak hal dalam kehidupan.

 

Belajar itu hal penting dalam hidup. Hidup yang terus berproses menjadi lebih baik dengan belajar dan terus belajar merupakan pilihan yang strategis. Mungkin kita tidak mampu meneladani dalam banyak hal dari seorang tokoh. Konteks zaman dan ruang juga berbeda. Namun kita bisa memetik hikmah, apa pun bentuknya, agar kehidupan kita semakin kaya. Ada inspirasi yang bisa kita kontekstualisasikan untuk diri kita masing-masing.

 

Salah satu makam orang alim yang kami kunjungi adalah Habib Bahasyim. Nama Habib Bahasyim atau Habib Basirih belum pernah saya ketahui sebelumnya. Baru pada kunjungan ke Banjarmasin kali ini saja saya mengetahuinya. Itu pun juga karena jasa baik Datuk Rasyid yang mengantarkan kami.

 

Saya tidak bisa banyak bercerita tentang bagaimana bisa sampai lokasi. Saya hanya duduk di dalam mobil, menikmati perjalaman, dan mengamati bagian demi bagian dari setiap jejak. Sungguh ada begitu banyak hikmah yang saya peroleh.

 

Jalan menuju makam merupakan jalan kampung yang tidak terlalu lebar. Jika dua mobil berpapasan, salah satu harus minggir. Meskipun demikian, secara umum kondisinya lumayan memadai.

 

Mobil kami parkir persis di samping kubah. Hanya berjarak sekitar 10 meter. Kami pun segera menuju kubah.

 

Di dalam kubah penuh sesak oleh peziarah. Menurut Datuk Rasyid, di dalam kubah ada dzuriyah Habib Basyarih yang memandu doa. Saya lihat memang ada sosok berwajah Arab dan berbaju putih di antara puluhan orang yang memenuhi kubah.

 

Saya tidak ikut antri untuk masuk ke dalam kubah. Butuh waktu yang tidak singkat. Antrian masih panjang.

 

Saya duduk di luar bersama kawan-kawan lalu berdoa secukupnya. Setelah cukup kami pun melanjutkan perjalanan. Masih ada agenda lain yang harus dijalani.

 

Banjarmasin. Surabaya. Tulungagung. 16 Desember 2023

2 komentar:

  1. Ketika keberkahan itu nyata, apa pentingnya sebuah nasab? Abi selalu bilang: Nasab gak penting, sing penting nasib. :D

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.