Organisasi, Inovasi, dan Disrupsi
Ngainun Naim
Institusi pendidikan tinggi seperti UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung harus terus melakukan usaha keras untuk meningkatkan
kualitas (Gidley, Hampson, Wheeler,
& Bereded-Samuel, 2010). Satu aspek yang penting untuk dipertimbangkan adalah
keunggulan (GarcÃa-Jiménez, 2016). Tidak harus banyak aspek yang unggul, meskipun jika
banyak lebih bagus. Paling tidak ada aspek tertentu yang diunggulkan sehingga menjadi
pembeda dengan institusi lain.
Dunia sekarang ini tengah berubah secara cepat (Weicht & Jónsdóttir, 2021). Orang menyebutnya sebagai disrupsi (Muliawaty, 2019). Sebuah dunia di mana sekarang ini segala sesuatunya mengalami jungkir balik. Era ini tidak mungkin untuk dihindari tetapi harus dihadapi secara aktif, responsif, dan kreatif.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah
belajar secara langsung kepada orang yang telah melakukan langkah-langkah
inovatif (Blândul, 2015). Tidak sekadar belajar secara formal tetapi mendengarkan
dengan intensif, mendiskusikan kemungkinan pengembangannya di kampus, dan
melakukan analisis secara kritis. Ketika belajar, ada prinsip yang penting
yaitu merasa bodoh. Tujuannya adalah menyerap ilmu. Kalau merasa pandai tidak
akan bisa menyerap ilmu karena jadinya akan diskusi. Bisa juga berdebat.
Namun demikian usaha ini harus mempertimbangkan segala
sesuatunya secara efektif. Setiap usaha inovatif dalam sebuah institusi tidak
mungkin bisa berjalan secara maksimal. Selalu saja ada perbedaan persepsi,
kemampuan mengeksekusi, dan hambatan-hambatan yang sifatnya teknis. Pada titik
inilah hal yang penting untuk diperhatikan adalah tujuan orang-orang yang ada
dalam organisasi. Aspek ini penting untuk dikelola secara baik.
Kerja sama menjadi aspek yang penting untuk dikembangkan (Tight, 2021). Di zaman ini, bekerja sendirian tidak akan membuat
maju. Kerja sama dan sama-sama kerja yang dilandasi pemahaman yang sama akan
menjadi kunci penting kemajuan lembaga.
Ada empat kunci penting untuk kemajuan, yaitu visi,
strategi, orang, dan modal yang kuat. Keempatnya penting diupayakan agar
institusi bisa semakin maju.
Tulungagung 20 Januari 2024
)* Catatan diolah dan dikembangkan dari poin-poin ceramah
Widya Pirahita Pudjibudojo, Rektor UNU Yogyakarta pada Raker UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung di Surabaya, 10-12 Januari 2024
Daftar Bacaan
Blândul, V. C. (2015).
Inovation in Education – Fundamental Request of Knowledge Society. Procedia
- Social and Behavioral Sciences.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.02.148
GarcÃa-Jiménez, E.
(2016). A definition of excellence in higher education. Educacion Medica,
17(3). https://doi.org/10.1016/j.edumed.2016.06.003
Gidley, J. M.,
Hampson, G. P., Wheeler, L., & Bereded-Samuel, E. (2010). From access to
success: An integrated approach to quality higher education informed by social
inclusion theory and practice. Higher Education Policy, 23(1).
https://doi.org/10.1057/hep.2009.24
Muliawaty, L. (2019).
PELUANG DAN TANTANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA DISRUPSI. Kebijakan : Jurnal Ilmu Administrasi, 10(1).
https://doi.org/10.23969/kebijakan.v10i1.1416
Tight, M. (2021).
Globalization and internationalization as frameworks for higher education
research. Research Papers in Education, 36(1).
https://doi.org/10.1080/02671522.2019.1633560
Weicht, R., & Jónsdóttir,
S. R. (2021). Education for social change: The case of teacher education in
wales. Sustainability (Switzerland), 13(15).
https://doi.org/10.3390/su13158574
Terima kasih Prof. Naim atas ilmunya untuk kemajuan institusi:. Visi, stategi, otang dan modal
BalasHapusTerima kasih Pak Haji
Hapus