Organisasi, Inovasi, dan Disrupsi

Januari 20, 2024

Ngainun Naim



Institusi pendidikan tinggi seperti UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung harus terus melakukan usaha keras untuk meningkatkan kualitas (Gidley, Hampson, Wheeler, & Bereded-Samuel, 2010). Satu aspek yang penting untuk dipertimbangkan adalah keunggulan (García-Jiménez, 2016). Tidak harus banyak aspek yang unggul, meskipun jika banyak lebih bagus. Paling tidak ada aspek tertentu yang diunggulkan sehingga menjadi pembeda dengan institusi lain.

Dunia sekarang ini tengah berubah secara cepat (Weicht & Jónsdóttir, 2021). Orang menyebutnya sebagai disrupsi (Muliawaty, 2019). Sebuah dunia di mana sekarang ini segala sesuatunya mengalami jungkir balik. Era ini tidak mungkin untuk dihindari tetapi harus dihadapi secara aktif, responsif, dan kreatif.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah belajar secara langsung kepada orang yang telah melakukan langkah-langkah inovatif (Blândul, 2015). Tidak sekadar belajar secara formal tetapi mendengarkan dengan intensif, mendiskusikan kemungkinan pengembangannya di kampus, dan melakukan analisis secara kritis. Ketika belajar, ada prinsip yang penting yaitu merasa bodoh. Tujuannya adalah menyerap ilmu. Kalau merasa pandai tidak akan bisa menyerap ilmu karena jadinya akan diskusi. Bisa juga berdebat.

Namun demikian usaha ini harus mempertimbangkan segala sesuatunya secara efektif. Setiap usaha inovatif dalam sebuah institusi tidak mungkin bisa berjalan secara maksimal. Selalu saja ada perbedaan persepsi, kemampuan mengeksekusi, dan hambatan-hambatan yang sifatnya teknis. Pada titik inilah hal yang penting untuk diperhatikan adalah tujuan orang-orang yang ada dalam organisasi. Aspek ini penting untuk dikelola secara baik.

Kerja sama menjadi aspek yang penting untuk dikembangkan (Tight, 2021). Di zaman ini, bekerja sendirian tidak akan membuat maju. Kerja sama dan sama-sama kerja yang dilandasi pemahaman yang sama akan menjadi kunci penting kemajuan lembaga.

Ada empat kunci penting untuk kemajuan, yaitu visi, strategi, orang, dan modal yang kuat. Keempatnya penting diupayakan agar institusi bisa semakin maju.

 

Tulungagung 20 Januari 2024

 

)* Catatan diolah dan dikembangkan dari poin-poin ceramah Widya Pirahita Pudjibudojo, Rektor UNU Yogyakarta pada Raker UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung di Surabaya, 10-12 Januari 2024

 

Daftar Bacaan

Bl̢ndul, V. C. (2015). Inovation in Education РFundamental Request of Knowledge Society. Procedia - Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.02.148

García-Jiménez, E. (2016). A definition of excellence in higher education. Educacion Medica, 17(3). https://doi.org/10.1016/j.edumed.2016.06.003

Gidley, J. M., Hampson, G. P., Wheeler, L., & Bereded-Samuel, E. (2010). From access to success: An integrated approach to quality higher education informed by social inclusion theory and practice. Higher Education Policy, 23(1). https://doi.org/10.1057/hep.2009.24

Muliawaty, L. (2019). PELUANG DAN TANTANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA DISRUPSI. Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi, 10(1). https://doi.org/10.23969/kebijakan.v10i1.1416

Tight, M. (2021). Globalization and internationalization as frameworks for higher education research. Research Papers in Education, 36(1). https://doi.org/10.1080/02671522.2019.1633560

Weicht, R., & Jónsdóttir, S. R. (2021). Education for social change: The case of teacher education in wales. Sustainability (Switzerland), 13(15). https://doi.org/10.3390/su13158574

 

 

2 komentar:

  1. Terima kasih Prof. Naim atas ilmunya untuk kemajuan institusi:. Visi, stategi, otang dan modal

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.