Ibu, Nasida Ria Semarang, dan Perdamaian
Ngainun Naim
Jika Anda generasi milenial, kecil kemungkinannya
memiliki imajinasi terkait judul catatan sederhana ini. Jika usia Anda kepala
empat, peluang imajinasinya besar. Kemungkinan Anda akan membayangkan tentang
kelompok musik religi yang anggotanya ibu-ibu, yang musiknya selalu terdengar
di hampir setiap acara, dan lagunya nyaris dihapal oleh orang segala lapisan
usia.
Ya, nama grup itu adalah Nasida Ria yang berasal dari
Semarang. Di tahun 90-an, grup musik ini sedemikian terkenal. Namun seiring
perjalanan waktu meredup.
Saya kira ini juga dialami oleh sebagian besar grup
musik. Tenar pada suatu waktu lalu perlahan meredup. Ada yang tenar sebentar lalu
”lenyap”.
Salah satu lagu yang sangat terkenal dari Nasida Ria
adalah Perdamaian. Konon lagu ini dibuat sebagai bentuk keprihatinan atas
peperangan yang terjadi kala itu. Iran dan Irak terus berperang padahal sesama
negara Muslim.
Lagu ini menemukan relevansinya untuk konteks zaman
sekarang. Perang masih saja terjadi. Korban berjatuhan.
Semua tahu perang itu memakan banyak korban. Namun,
entahlah, perang masih saja terjadi dalam beraneka bentuk.
Lagu Perdamaian pernah dinyanyikan ulang oleh Grup
Band Gigi. Tentu saja musiknya berbeda. Lagunya berubah menjadi rock dan
berbeda sama sekali dengan lagu aslinya.
Kamis malam tanggal 1 Februari 2024 lagu itu kembali terdengar.
Perhelatan pembukaan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS)
ke-23 yang digelar di UIN Walisongo Semarang, 1-4 Februari 2024, secara
mengejutkan menampilkan Hj. Muthoharah, vokalis Nasida Ria. Malam itu beliau
bernyanyi merdu sekali.
Usia beliau kini 68 tahun. Meskipun demikian suaranya nyaris tidak berubah. Masih sama dengan suara yang dulu saya dengar di radio.
Nasida Ria memang legenda kasidah modern Indonesia. Zaman memang telah berubah tetapi eksistensi grup tersebut akan selalu dikenang.
Bayangan masa lalu tergambar jelas. Seolah saya masih
duduk di bangku SD dan mendengarkan lagu itu melalui radio jadul milik
keluarga. Radio yang suaranya kadang timbul tenggelam karena batereinya habis. Radio yang membangun imajinasi saya tentang lagu, sandiwara radio,
berita, dan banyak lagi hal yang lainnya.
Segera saya ambil gambar melalui HP. Meskipun jaraknya
lumayan jauh namun gambar penyanyinya lumayan jelas karena terbantu layar yang
ada di sisi kanan dan kiri panggung. Gambar kemudian saya unggah ke grup
keluarga.
Bagi saya, informasi tentang Nasida Ria tidak bisa
dilepaskan dari sosok ibu. Beliau penggemar musik. Banyak lagu yang beliau
hafal, termasuk lagu ini. Saya menulis WA sambil membagikan gambar ke grup.
Nasida Ria. Semarang. Lagu Perdamaian.
Mbah Uti mesti apal.
Tidak butuh waktu lama, Ibu menjawab:
Yo jelas isik eleng to Yah, 👍👍👍😊🙏
Urusan musik,
ingatan, hafalan, dan silaturrahim menjadi keahlian Ibu saya. Keahlian yang
para anaknya belum mampu menyaingi. Semoga beliau sehat selalu.
Semarang, 3
Februari 2024
Lagu berjudul Perdamaian itu sepertinya masterpiece-nya Nasida Ria. Sangat populer pada masanya. Lagu ini sering ditampilkan oleh grup qasidahan ibu-ibu di kampung saya, Pak.
BalasHapusRasanya saya pernah baca, lupa...konon pembimbing vokal Nasida Ria adalah penyanyi jazz Rien Djamain? Saya belum sempat cek kebenaran informasi ini...
Salam,
Terima kasih Pak berkenan membaca catatan sederhana ini. Informasi baru tentang pembimbing vokal ini juga menarik.
HapusSalam
"Perdamaian" lagu yang tak usang dimakan zaman
BalasHapusBetul Pak Pri
Hapuskeren Prof, Nasida Ria ini populer juga di Maluku Utara, tahun 1990an sampai di masa konflik SARA menimpa Maluku-Malut, hits perdamaian ini cukup menggema kala itu
BalasHapusWah, begitu ya Mas. Lagi ini tetap aktual untuk sekarang
Hapus