Komunikasi, Pertemuan, dan Kesan
Ngainun Naim
Saya senang silaturrahmi. Setiap ada kunjungan ke sebuah
daerah saya selalu menghubungi orang yang saya kenal. Sekadar menanyakan kabar.
Syukur-syukur bisa bersua.
Begitu juga dengan kunjungan ke Banjarmasin kali ini.
Pertama-tama saya menghubungi seorang kemenakan. Namanya Cucuk. Dia kemenakan
jauh. Selama beberapa waktu dia tinggal di rumah orang tua saya karena ada
urusan yang harus diselesaikan.
Sayang saat saya hubungi dia sedang bertugas ke luar kota
untuk urusan pekerjaan. Meskipun tidak bersua saya cukup senang karena
terhubung komunikasi.
Orang kedua yang saya hubungi adalah Dr. Moh. Yamin.
Beliau dosen Universitas Lambung Mangkurat. Dulu beliau kuliah di Universitas
Islam Malang.
Ada dua hal yang mempertemukan kami. Dunia menulis dan
organisasi. Kebetulan kami sama-sama menyukai dunia menulis. Jadinya nyambung.
Namun kali ini kami gagal bersua. Semoga lain waktu bisa
diskusi sambil ngopi.
Orang ketiga yang saya hubungi adalah Bu Titin. Beliau
kolega Pak Moh. Yamin. Kami dipertemukan dalam dunia menulis. Ada sebuah grup
WA di mana kami sama-sama menjadi anggota.
Pada masa pandemi Bu Dr. Titin pernah menghubungi saya
untuk menjadi narasumber sebuah webinar. Narasumber lainnya adalah sastrawan
dan akademisi dari Universitas Brawijaya Malang, Yusri Fajar, M.A.
Saat komunikasi yang mengabarkan kehadiran saya, Bu Titin
sangat senang. Sayangnya esok harinya beliau harus terbang ke Malang untuk
suatu urusan.
Orang keempat adalah Munfiq Rosandi. Saya belum pernah
bertemu. Komunikasi dengannya dimulai saat ia mengirim pesan di facebook. Ia
juga meminta nomor handphone saya.
Ia anak muda penuh semangat. Beberapa kali ia
menghubungi. Ia juga meminta saya rekomendasikan untuk menjadi anggota Sahabat
Pena Kita [SPK] Tulungagung, sebuah organisasi kepenulisan.
Ketika saya kabari kalau saya akan ke Kubah Sekumpul
Martapura, ia segera merespon. Rupanya rumahnya hanya beberapa ratus meter dari
titik makam. Ia juga langsung menyusul ketika saya kabari kalau saya sedang
shalat asar di mushola makam.
Pertemuan secara langsung dengan Munfiq berlangsung
singkat namun cukup berkesan. Ia memberikan buku hasil karyanya, berfoto
bersama, berbincang sejenak, lalu berpisah. Begitu
saja tapi cukup berkesan.
Banjarmasin
dan Juanda. 16-12-2023
Tidak ada komentar: