Komunikasi, Pertemuan, dan Kesan

Februari 06, 2024

Ngainun Naim

 

Bertemu Munfiq Rosandi di Mushola Guru Sekumpul

Saya senang silaturrahmi. Setiap ada kunjungan ke sebuah daerah saya selalu menghubungi orang yang saya kenal. Sekadar menanyakan kabar. Syukur-syukur bisa bersua.

 

Begitu juga dengan kunjungan ke Banjarmasin kali ini. Pertama-tama saya menghubungi seorang kemenakan. Namanya Cucuk. Dia kemenakan jauh. Selama beberapa waktu dia tinggal di rumah orang tua saya karena ada urusan yang harus diselesaikan.

 

Sayang saat saya hubungi dia sedang bertugas ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Meskipun tidak bersua saya cukup senang karena terhubung komunikasi.

 

Orang kedua yang saya hubungi adalah Dr. Moh. Yamin. Beliau dosen Universitas Lambung Mangkurat. Dulu beliau kuliah di Universitas Islam Malang.

 

Ada dua hal yang mempertemukan kami. Dunia menulis dan organisasi. Kebetulan kami sama-sama menyukai dunia menulis. Jadinya nyambung.

 

Namun kali ini kami gagal bersua. Semoga lain waktu bisa diskusi sambil ngopi.

 

Orang ketiga yang saya hubungi adalah Bu Titin. Beliau kolega Pak Moh. Yamin. Kami dipertemukan dalam dunia menulis. Ada sebuah grup WA di mana kami sama-sama menjadi anggota.

 

Pada masa pandemi Bu Dr. Titin pernah menghubungi saya untuk menjadi narasumber sebuah webinar. Narasumber lainnya adalah sastrawan dan akademisi dari Universitas Brawijaya Malang, Yusri Fajar, M.A.

 

Saat komunikasi yang mengabarkan kehadiran saya, Bu Titin sangat senang. Sayangnya esok harinya beliau harus terbang ke Malang untuk suatu urusan.


Orang keempat adalah Munfiq Rosandi. Saya belum pernah bertemu. Komunikasi dengannya dimulai saat ia mengirim pesan di facebook. Ia juga meminta nomor handphone saya.

 

Ia anak muda penuh semangat. Beberapa kali ia menghubungi. Ia juga meminta saya rekomendasikan untuk menjadi anggota Sahabat Pena Kita [SPK] Tulungagung, sebuah organisasi kepenulisan.

 

Ketika saya kabari kalau saya akan ke Kubah Sekumpul Martapura, ia segera merespon. Rupanya rumahnya hanya beberapa ratus meter dari titik makam. Ia juga langsung menyusul ketika saya kabari kalau saya sedang shalat asar di mushola makam.

 

Pertemuan secara langsung dengan Munfiq berlangsung singkat namun cukup berkesan. Ia memberikan buku hasil karyanya, berfoto bersama, berbincang sejenak, lalu berpisah. Begitu saja tapi cukup berkesan.

 

Banjarmasin dan Juanda. 16-12-2023

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.