Spirit, Manajemen, dan Komitmen
Ngainun Naim
Guru
besar senior yang sangat produktif dalam menghasilkan karya dari UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung adalah Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag. Bukti
produktivitasnya adalah buku-buku karya beliau yang setiap tahun terbit. Jumlah
buku terbit berbeda dengan buku yang selesai ditulis.
Buku
terbit melalui proses yang lumayan panjang. Belum tentu setahun sejak naskah
masuk ke penerbit bisa langsung diterbitkan. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi sampai akhirnya sebuah buku bisa terbit.
Meskipun
tidak pasti tentang waktu terbit tetapi Prof. Dr. Mujamil Qomar, M.Ag tidak
terlalu peduli. Beliau terus saja menulis, menulis, dan menulis. Setiap sekian
bulan satu naskah buku selesai ditulis.
Setahun beliau menghasilkan sekitar 4 buku.
Ada
tiga kata kunci yang sering beliau sampaikan terkait strategi membangun budaya
literasi. Pertama, spirit. Tantangan menghasilkan tulisan itu tidak
ringan. Tanpa spirit tinggi, sulit terus menghasilkan karya.
Prof.
Mujamil adalah role model terkait spirit ini. Saya menyaksikan sendiri
bagaimana semangat beliau membaca dan menulis. Beliau membaca di mana saja. Di
ruang kerja, saat rapat, bahkan di bus.
Spirit
menulis demikian juga. Di mana ada kesempatan, di situ beliau menulis. Fokus
dan sangat serius.
Kedua, manajemen. Profesi sebagai
dosen bukan semata berisi aktivitas mengajar. Ada banyak aktivitas lain yang
harus dijalani. Membimbing mahasiswa, mengisi seminar, dan aneka kegiatan
sosial kemasyarakatan.
Jika
tidak memiliki manajemen waktu yang baik, kecil kemungkinan sebuah buku bisa
diselesaikan. Adanya mengeluh karena waktu yang terbatas. Padahal ketika ada
waktu, karya tulis tidak juga berhasil diselesaikan.
Ketiga, komitmen. Dalam KBBI Online
kata komitmen memiliki dua arti, yaitu: [1] perjanjian (keterikatan) terhadap
suatu pekerjaan; [2] tanggung jawab.
Jika
mengacu pada pengertian ini, komitmen dalam konteks Prof. Dr. Mujamil Qomar,
M.Ag adalah tanggung jawab untuk terus memproduksi ilmu pengetahuan. Itulah yang membuat beliau selalu memiliki
energi untuk terus berkarya. Wajar jika setiap tahun ada buku beliau yang
terbit.
Tulungagung, 12 Agustus 2024
Yang ditulis pun yang menulis ini semua "raksasa" di dunia literasi. Semua tak hanya untain kata, tapi teladan. Sungguh teladan indah dari keduanya. Yang terus menginspirasi kami untuk ikut berkarya.
BalasHapusTerima kasih Mas
HapusSubhanallah! Betul Prof! Menulis, membaca, hingga menghasilkan karya adalah proses panjang, menantang, dan butuh spirit, motivasi, dan perjuangan penuh kesabaran. Terimakasih! Tulisan ini salah satunya menjadi spirit untuk saya terus mencoba berkarya.
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusLuar biasa spirit Menulisnya. Terima kasih ilmunya
BalasHapusSama-sama Pak Haji
Hapus