Berjumpa Ketika Sama-sama Tua
Ngainun Naim
Kejutan. Itu yang saya rasakan. Tidak
pernah terbayangkan sebelumnya jika akhirnya bisa bersua saudara yang 35 tahun
tak bersua.
Titik mulanya adalah pesan WA yang saya
terima pada hari Selasa, 24 September 2024. Tertera jelas pukul 13.51 waktu
Malaysia.
Saat itu saya sedang makan siang bersama
Pak Rizqa Ahmadi di Restoran Lesung. Ini restoran yang lokasinya dekat tempat
kami menginap. Pilihan menunya dekat dengan lidah kami.
Malaysia memang
negara tetangga, tetapi soal menu makanan sangat bervariasi. Tidak semuanya
cocok dengan lidah saya. Ada yang terlalu kental, banyak rempah, dan hal-hal
lain yang berbeda dari sisi rasa. Namun ada juga yang lumayan dekat dengan
lidah Jawa.
"Assalamualaikum. Iki Dr Naim yo.. putrane Yu
Wiji?" begitu bunyi WA yang say abaca.
Saya lihat nomornya nomor Malaysia. Saya
cek di foto profil, saya tidak ada bayangan siapa beliaunya.
Segera
saya jawab, "Waalaikumsalam. Inggih".
Tidak berselang lama, pesan demi pesan
berlangsung interaktif. Segera saya tahu siapa beliau.
"Aku
Imam ki... ponakane Pak Jailani".
"Kang
Imam Mbah Wan?", timpalku.
"Iyo.
Jarena pean lagi tugas Malaysia yo".
"Iya
Kang. Iki neng Nilai Negeri Sembilan. Jenengan di mana?".
"Aku
neng Selangor. Cedek UITM Puncak Alam".
Perbincangan terus berlanjut. Kali ini
tidak lagi via pesan tertulis tetapi lewat rekaman suara. Ini lebih efektif
karena lebih bebas dalam mengekspresikan apa yang ada di pikiran. Selain juga tidak
terlalu capek untuk mengetik.
Dalam perbincangan itu didiskusikan
tentang beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah mekanisme yang memungkinkan
kami untuk bisa bertemu. Di antara hal yang paling memungkinkan adalah saya datang
ke rumah Kang Imam. Google map sudah dibagikan. Grab juga banyak. Jadi potensi
untuk bertemu cukup terbuka.
Begitulah, tanggal 25
September 2024, usai kegiatan di Akademi Jawi, saya meluncur via grab ke rumah
Kang Imam. Dibutuhkan waktu satu jam lebih sedikit untuk sampai ke rumah
beliau.
Di tengah hujan
rintik, grab berhenti di depan rumah Kang Imam. Kami berdua disambut ramah oleh
beliau dan istri. Perbincangan pun mengalir tentang banyak hal, khususnya
tentang keluarga dan hal-ikhwal yang berkaitan.
Pukul 13.00 terdengar
adzan dhuhur. Kang Imam mengajak kami berdua menuju masjid untuk menunaikan
shalat dhuhur. Masjidnya berjarak sekitar 500 meter dari rumah beliau. Sebuah masjid
yang bersih, rapi, dan sangat nyaman untuk menjalankan ibadah.
Usai shalat kami
kembali ke rumah. Hidangan sudah tersaji. Menu yang rasanya khas Indonesia dan disajikan
pada saat yang tepat, yaitu saat lapar.
Sekitar dua jam singgah
di rumah Kang Imam. Saatnya melanjutkan perjalanan. Kali ini Kang Imam berbaik
hati menemani dan mengantar ke hotel tempat menginap di Kuala Lumpur. Sebuah hotel
cukup tinggi di dekat Maytower Kuala Lumpur.
Matur nuwun Kang Imam
dan keluarga atas sambutannya. Bahagia sekali mendapatkan bonus bersua yang
tidak terduga.
Tulungagung, 28 September 2024
Subhanallah..mantap....prof..sampai malaysia....sukses selalu prof
BalasHapusAmin. Terima kasih Ustadz
HapusMatursuwun kunjungane Prof .. kalau ada serba serbi kekurangan ketika singgah ke kediaman kami, kami sekeluarga mohon kemaafan..🙏🙏🙏🙏🙏🙏
BalasHapusInggih. Sami-sami
HapusWah luar biasa Prof.. Di mana-mana selalu bertemu dengan sedulur yang baik...😊
BalasHapusAlhamdulillah
Hapus