Berjumpa Ketika Sama-sama Tua

September 28, 2024


Ngainun Naim

Bersama Kang Imam

Kejutan. Itu yang saya rasakan. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika akhirnya bisa bersua saudara yang 35 tahun tak bersua.

Titik mulanya adalah pesan WA yang saya terima pada hari Selasa, 24 September 2024. Tertera jelas pukul 13.51 waktu Malaysia.

Saat itu saya sedang makan siang bersama Pak Rizqa Ahmadi di Restoran Lesung. Ini restoran yang lokasinya dekat tempat kami menginap. Pilihan menunya dekat dengan lidah kami.

Malaysia memang negara tetangga, tetapi soal menu makanan sangat bervariasi. Tidak semuanya cocok dengan lidah saya. Ada yang terlalu kental, banyak rempah, dan hal-hal lain yang berbeda dari sisi rasa. Namun ada juga yang lumayan dekat dengan lidah Jawa.

"Assalamualaikum. Iki Dr Naim yo.. putrane Yu Wiji?" begitu bunyi WA yang say abaca.

Saya lihat nomornya nomor Malaysia. Saya cek di foto profil, saya tidak ada bayangan siapa beliaunya.

Segera saya jawab, "Waalaikumsalam. Inggih".

Tidak berselang lama, pesan demi pesan berlangsung interaktif. Segera saya tahu siapa beliau.

"Aku Imam ki... ponakane Pak Jailani".

"Kang Imam Mbah Wan?", timpalku.

"Iyo. Jarena pean lagi tugas Malaysia yo".

"Iya Kang. Iki neng Nilai Negeri Sembilan. Jenengan di mana?".

"Aku neng Selangor. Cedek UITM Puncak Alam".

Diantar ke Kuala Lumpur


Perbincangan terus berlanjut. Kali ini tidak lagi via pesan tertulis tetapi lewat rekaman suara. Ini lebih efektif karena lebih bebas dalam mengekspresikan apa yang ada di pikiran. Selain juga tidak terlalu capek untuk mengetik.

Dalam perbincangan itu didiskusikan tentang beberapa kemungkinan. Salah satunya adalah mekanisme yang memungkinkan kami untuk bisa bertemu. Di antara hal yang paling memungkinkan adalah saya datang ke rumah Kang Imam. Google map sudah dibagikan. Grab juga banyak. Jadi potensi untuk bertemu cukup terbuka.

Begitulah, tanggal 25 September 2024, usai kegiatan di Akademi Jawi, saya meluncur via grab ke rumah Kang Imam. Dibutuhkan waktu satu jam lebih sedikit untuk sampai ke rumah beliau.

Di tengah hujan rintik, grab berhenti di depan rumah Kang Imam. Kami berdua disambut ramah oleh beliau dan istri. Perbincangan pun mengalir tentang banyak hal, khususnya tentang keluarga dan hal-ikhwal yang berkaitan.

Pukul 13.00 terdengar adzan dhuhur. Kang Imam mengajak kami berdua menuju masjid untuk menunaikan shalat dhuhur. Masjidnya berjarak sekitar 500 meter dari rumah beliau. Sebuah masjid yang bersih, rapi, dan sangat nyaman untuk menjalankan ibadah.

Usai shalat kami kembali ke rumah. Hidangan sudah tersaji. Menu yang rasanya khas Indonesia dan disajikan pada saat yang tepat, yaitu saat lapar.

Sekitar dua jam singgah di rumah Kang Imam. Saatnya melanjutkan perjalanan. Kali ini Kang Imam berbaik hati menemani dan mengantar ke hotel tempat menginap di Kuala Lumpur. Sebuah hotel cukup tinggi di dekat Maytower Kuala Lumpur.

Matur nuwun Kang Imam dan keluarga atas sambutannya. Bahagia sekali mendapatkan bonus bersua yang tidak terduga.

 

Tulungagung, 28 September 2024

 

6 komentar:

  1. Subhanallah..mantap....prof..sampai malaysia....sukses selalu prof

    BalasHapus
  2. Matursuwun kunjungane Prof .. kalau ada serba serbi kekurangan ketika singgah ke kediaman kami, kami sekeluarga mohon kemaafan..🙏🙏🙏🙏🙏🙏

    BalasHapus
  3. Wah luar biasa Prof.. Di mana-mana selalu bertemu dengan sedulur yang baik...😊

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.