Semakin Tua Semakin Lucu
Ngainun Naim
Waktu terus berjalan.
Tidak ada yang bisa menghentikan jalannya waktu. Tugas kita hanyalah menjalani
alur kehidupan masing-masing.
Durasi waktu itu
tetap. Tidak ada yang berubah. Apa yang berbeda adalah rasa. Ada yang merasa
waktu berjalan cepat. Ada pula yang merasa sangat lambat.
Makanya
reuni itu penting. Setidaknya menyadarkan kita bahwa waktu telah berjalan
dengan tanpa terasa.
Reuni alumni STAIN
Tulungagung angkatan 1994 yang dilaksanakan di rumah Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Dr. Hj. Chusnul
Chotimah, M.Ag, memiliki makna yang sangat penting. Setidaknya reuni ini adalah
jalan efektif untuk mempertemukan kembali kita yang dulu pernah sama-sama
belajar di STAIN Tulungagung.
Saya sampai di lokasi
acara kebetulan bersamaan dengan datangnya Mbah Lurah Komaruddin. Satu yang
selalu kita ingat dari dia, yaitu lucunya. Baru datang saja komentarnya sudah
bikin ngakak. ”Ini kok sudah pada tua semua”, celetuknya. Tawa kami semua pun
meledak. Padahal dia juga tidak terlihat muda.
Cerita studi kita
berbeda-beda. Itulah uniknya hidup. Satu hal yang perlu digarisbawahi bahwa
kita hari ini adalah hasil didikan dan berkah para dosen kita. Usaha kita
penting tetapi tanpa dosen dan berkah doa-doa beliau-beliau, kita hari ini
bukan apa-apa.
Ada beberapa hal yang
bisa saya catat dari kegiatan yang dilaksanakan pada 1 September 2024 tersebut.
Pertama, mendadak namun sukses. Ya, hanya beberapa hari saja kegiatan
ini disampaikan via Grup WA. Saya sendiri kurang mencermati informasi reuni ini
sampai tuan rumah, Bu Dekan Dr. Chusnul Chotimah, yang mengirim pesan. Intinya
saya diminta datang ke acara.
Bagi saya, sepanjang
memungkinkan saya harus datang. Beberapa acara harus saya tata ulang demi
bersua kawan-kawan yang dulu sama-sama berjuang di kampus kecil dan belum
dikenal banyak orang. Sebagian sangat jarang bertemu, bahkan belum bertemu
semenjak lulus.
Dulu saya pernah
ditanya oleh seorang kenalan tentang kuliah di mana. Saya jawab di STAIN tetapi
mereka tidak tahu. Ketika saya jelaskan lokasinya, ditanya. ”Dengan orang
jualan keset itu sebelah mananya?”. Hadeh.
Saat reuni adalah
saat mengenang. Meskipun acaranya mendadak, alhamdulillah sukses. Saya harus
menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan persiapan teknis yang dilakukan
oleh kawan-kawan panitia bersama tuan rumah.
Kedua, begitu cepat. Saya sendiri masuk ke IAIN Tulungagung yang
kemudian bertransformasi menjadi STAIN tidak dari awal. Jadinya saya bergabung
dengan teman-teman di tengah jalan. Namun demikian saya merasa menjadi bagian
dari kebersamaan.
Satu kata penting
yang disampaikan Bu Dr. Chusnul Chotimah adalah begitu cepatnya waktu berjalan.
Tidak terasa kita sudah 30 tahun bersama dalam angkatan 1994. Ya, kita sih
masih merasa sama saja seperti dulu. Masih merasa muda.
Padahal, kita sudah
punya anak-anak yang telah dewasa. Beberapa di antara kita telah menjadi kakek
dan nenek. Itulah kehidupan yang sekarang ini tengah kita jalani.
Ketiga, usia manusia itu rahasia Allah. Terhitung ada sekitar 15
kawan yang telah berpulang mendahului kita. Semoga beliau-beliau husnul
khatimah dan diterima amal ibadahnya. Kita menjadikan ini sebagai titik untuk
menjalani hidup secara lebih baik.
Tentu ada banyak hal
lagi yang ditemukan kawan-kawan dari acara reuni minggu 1 September 2024. Kita
berdoa semoga semua sehat selalu. Hidupnya berkah. Biarlah kita semakin tua
semakin lucu demi kebahagiaan bersama.
Tulungagung, 5 September 2024
sayang sekali tidak bisa hadir prof...padahal, bertemu sahabat lama adalah sayu moment yg paling dinanti dan dirindukan
BalasHapusSemoga tahun depan bisa hadir
HapusMbah Komarudin Kades Desa Betak memang lucu orangnya Prof....
BalasHapusInggih
Hapus