Pelajaran dan Kecermatan

Oktober 07, 2024

Salah satu sudut bandara KLIA 2

Ngainun Naim

 

Pelajaran itu ada di hadapan kita. Kuncinya buka hati dan pikiran. Jika tidak, pelajaran itu akan menjadi kekesalan, bahkan kemarahan.

 

Paragraf pembuka di atas saya tulis berbasis pengalaman saat hendak pulang ke Indonesia pada akhir September lalu. Riset seminggu yang penuh dengan pelajaran semakin lengkap dengan pengalaman perjalanan pulang.

 

Saya terakhir ke Bandar Udara Kuala Lumpur International Airport 2 pada tahun 2018. Cukup lama. Lokasi relatif tidak banyak berubah tetapi ada banyak juga hal lain yang berubah.

 

Salah satu yang berubah adalah check in online. Ini mengikuti perkembangan zaman dan relatif memudahkan kita sebagai penumpang.

 

Kamis 26 Agustus 2024 sekira pukul 13.30 kami sampai di Bandara KLIA 2 setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari Kuala Lumpur. Begitu sampai bandara, agenda utama kami berdua adalah makan siang. Ini agenda wajib agar otak tetap awas di tengah kegiatan yang padat.

 

Usai makan dan shalat kami akan masuk ke ruang tunggu. Di sini persoalan bermula. Begitu mulai masuk, kami diminta untuk menimbang koper. Ternyata koper kami berdua hampir sepuluh kilo.

 

Petugas meminta kami ke konter U13 atau U14. Di sana tidak ada petugas. Kami bertanya ke petugas yang berdiri di konter U10. Kami disarankan ke komputer check in untuk mencetak kelebihan bagasi.

 

Ternyata upaya ini tidak berhasil. Berkali-kali mencoba tanpa hasil.

 

Pak Rizqa kembali ke petugas. Bertanya dan berdiskusi sampai akhirnya diarahkan ke konter S1.

 

Di sini ada titik terang. Kami harus menimbang ulang barang bawaan. Kelebihan tidak harus masuk bagasi tetapi berbayar. Mengingat kelebihannya tidak terlalu banyak, koper bisa dibawa masuk pesawat.

 

Ini pelajaran penting jika bepergian ke Malaysia dengan Maskapai Air Asia. Tidak perlu dongkol. Ini benar-benar pelajaran yang sangat berharga.

 

Tulungagung, 3 Oktober 2024

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.