Yogyakarta, Literasi dan Kongres Pancasila

Juni 15, 2015


Oleh Ngainun Naim
Sabtu malam, tanggal 30 Mei 2015, saya meluncur ke Yogyakarta. Ini merupakan perjalanan ke kota pelajar yang sudah tidak terhitung kalinya. Saya yakin ini sudah yang kesekian ratus kalinya. Memang, Yogyakarta selalu memiliki pesona yang luar biasa.
Menjelang subuh saya dan rombongan sudah sampai di Prambanan. Kami istirahat dan shalat subuh di masjid yang berada di sebelah selatan Candi Prambanan. Suasana masjid sedang sangat ramai. Bahkan penuh sesak. Rupanya ada rombongan wisatawan sekitar 7 bus yang juga sedang shalat subuh di situ.
Tentu saja, suasana jadi kurang nyaman. Saya kemudian mengajak rombongan langsung meluncur menuju Yogyakarta. Pikiran saya segera tertuju ke rumah beberapa kolega. Salah satunya adalah Dr. Muhsin Kalida, MA. Beliau adalah motivator nasional bidang literasi.
Dari kanan ke kiri: Dr. Eni Setyowati, Dr. Muhsin Kalida, Saya dan Bu Muhsin Kalida

Tepat di pertigaan Janti, saya menelepon Kang Muhsin. Padahal saat itu masih pagi 'unyuk-unyuk'. Saya bilang kalo mau silaturrahmi. Dan beruntung beliau ada di rumah. Padahal biasanya beliau sangat sibuk sehingga jarang di rumah. Maka mobil pun segera meluncur ke rumah Kang Muhsin, Padepokan Cakruk Pintar di Desa Nologaten.
Kang Muhsin dan istri sudah menyambut kami di depan rumah. Pakaian beliau khas kiai; kopiah putih, sarung dan baju koko. Dengan ramah beliau berdua menyambut kami. Kami dipersilahkan duduk di Padepokan Cakruk Pintar yang merupakan Taman Baca Masyarakat yang sangat berprestasi.
Pagi itu kami berbincang santai tentang banyak hal, termasuk literasi. Ya, Kang Muhsin adalah trainer literasi nasional. Darinya saya banyak belajar tentang dunia literasi.
Setelah mandi, kami melanjutkan perbincangan. Kopi panas dan jajanan menemani kebersamaan. Rasanya ada begitu banyak hikmah dan manfaat yang kami peroleh.
Acara utama ke Yogya kali ini adalah untuk presentasi makalah pada Kongres Pancasila ke-VII di Universitas Gajah Mada. Kebetulan makalah yang saya tulis lolos seleksi. Dari IAIN Tulungagung yang makalahnya juga lolos adalah Dr. Eni Setyowati, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak.
Di gedung inilah saya presentasi

Bagi saya pribadi, ini merupakan kesempatan yang sangat berharga. Sangat jarang ada momentum yang semacam ini. Karena itulah saya berusaha memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin.
Jam 08.00 pagi kami sampai di UGM. Setelah sampai di lokasi, kami segera bergabung. Ratusan peserta sudah berkumpul. Gedung lantai 2 tempat acara penuh oleh peserta.
Acara Kongres Pancasila ke-VII memberikan banyak pelajaran buat saya. Pelajaran tentang kecintaan kepada bangsa dan negara, pelajaran tentang komitmen, pelajaran tentang totalitas, dan banyak pelajaran yang lainnya.
Saya saat presentasi

Di kongres yang berlangsung dua hari tersebut saya mendapatkan banyak pelajaran tentang keteladanan. Beberapa orang guru besar dengan rajin dan telaten menyimak acara demi acara sampai tuntas. Bahkan Mantan Rektor UGM, Prof. Dr. Sofian Efendi, juga hadir dan memberikan beberapa komentar atas presentasi para peserta. Semangat semacam ini jarang saya temukan. Melihat mereka begitu gigih mengikuti jalannya kegiatan, saya sungguh terharu. Begitulah seharusnya komitmen itu dijaga.
Dari arena kongres pula saya mendapatkan banyak inspirasi literasi. Para pesertanya rata-rata adalah orang-orang yang telah menghasilkan karya-karya bermutu. Pada merekalah saya belajar banyak.
Yogyakarta-Tulungagung, 31 Mei—3 Juni 2015.

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.