Menggairahkan Spirit Literasi Dosen
Oleh Ngainun Naim
![]() |
Saat saya mengisi acara |
Sekitar
100 orang dosen pada rabo (26/10/2016) berkumpul di Aula Rektorat Lantai 3 IAIN
Tulungagung. Mereka hadir sebagai peserta Pelatihan Menulis Artikel Jurnal yang
diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M).
Antusiasme mereka sangat tinggi. Acara yang diinfokan melalui WA segera saja
mendapatkan respon yang sungguh luar biasa.
Sebagai
penggagas dan fasilitator, saya tentu saja sangat bahagia. Antusiasme yang
tinggi merupakan salah satu indikator bahwa para dosen memiliki spirit besar
menghasilkan tulisan.
Semestinya
dosen sudah terbiasa menulis ilmiah. Tetapi faktanya tidak demikian. Dosen yang
memiliki tradisi menulis ternyata hanya sebagian kecil saja. Sementara sebagian
besarnya belum menulis jika belum ada tuntutan yang memaksa.
Saya
berkepentingan menyemai tradisi literasi di IAIN Tulungagung sebagai bagian
dari upaya untuk menjadikan IAIN Tulungagung sebagai ikon literasi. Salah satu
caranya ya dengan berkampanye menulis secara terus-menerus. Saya yakin suatu
ketika IAIN Tulungagung akan dikenal luas sebagai kampus yang dosen dan
mahasiswanya memiliki tradisi literasi.
Di
bagian awal saya jelaskan hal-ikhwal menulis. Penjelasan tentang topik ini
penting karena tidak semua dosen mengetahui dengan baik. Paparan yang berikan
setidaknya membangkitkan spirit menulis mereka.
Dialog
usai paparan pengantar berlangsung secara produktif. Saya sungguh menikmati
proses ini.
Praktik
menulis juga mereka lakukan semua. Mereka terlihat serius merangkai kata
menjadi kalimat. Sungguh, saya melihat sebuah pemandangan yang menggembirakan.
Pertemuan tersebut baru awal. Setelahnya akan ada pertemuan rutin dengan produk karya tulis masing-masing. Jika ini berlangsung secara istiqamah, insyaallah ada hasilnya. Saya yakin. Jika saya tidak yakin, percuma saya mengadakan acara he he.
Tulungagung, 27-28 Oktober 2016
Amin, Sebuat pertemuan yang sangat memberi motivasi bagi kami untuk terus menulis dan menulis meski dalam terkebatasan imajinasi. Tapi harus tetap yakin bahwa menulis dan terus menulis lama-lama akan memiliki keahlian dan dari keyakinan itu pula akan mendapatkan hasilnya.
BalasHapusSelain itu, ini juga sebagai dorongan menulis bagi kami diluar akademi (termasuk saya)
Terima kasih Mbak Lisa berkenan membaca catatan sederhana saya.
Hapusaamiin, saya juga harus yakin, meski saya hanya sekedar hobi menulis dan mungkin tulisan saya tidak berarti setidaknya memacu saya untuk tetap berkarya
BalasHapusselamat siang pak
Cita-cita yang luhur. Barangkali saya juga memiliki hal yang sama terhadap peserta didik di daerah kami. Memang butuh perjuangan, terutama di daerah yang paling ceruk.
BalasHapus