Menggairahkan Spirit Literasi Dosen

Oktober 28, 2016


Oleh Ngainun Naim

Saat saya mengisi acara

Sekitar 100 orang dosen pada rabo (26/10/2016) berkumpul di Aula Rektorat Lantai 3 IAIN Tulungagung. Mereka hadir sebagai peserta Pelatihan Menulis Artikel Jurnal yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M). Antusiasme mereka sangat tinggi. Acara yang diinfokan melalui WA segera saja mendapatkan respon yang sungguh luar biasa.

Sebagai penggagas dan fasilitator, saya tentu saja sangat bahagia. Antusiasme yang tinggi merupakan salah satu indikator bahwa para dosen memiliki spirit besar menghasilkan tulisan.

Semestinya dosen sudah terbiasa menulis ilmiah. Tetapi faktanya tidak demikian. Dosen yang memiliki tradisi menulis ternyata hanya sebagian kecil saja. Sementara sebagian besarnya belum menulis jika belum ada tuntutan yang memaksa.

Saya berkepentingan menyemai tradisi literasi di IAIN Tulungagung sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan IAIN Tulungagung sebagai ikon literasi. Salah satu caranya ya dengan berkampanye menulis secara terus-menerus. Saya yakin suatu ketika IAIN Tulungagung akan dikenal luas sebagai kampus yang dosen dan mahasiswanya memiliki tradisi literasi.

Di bagian awal saya jelaskan hal-ikhwal menulis. Penjelasan tentang topik ini penting karena tidak semua dosen mengetahui dengan baik. Paparan yang berikan setidaknya membangkitkan spirit menulis mereka.

Dialog usai paparan pengantar berlangsung secara produktif. Saya sungguh menikmati proses ini.

Praktik menulis juga mereka lakukan semua. Mereka terlihat serius merangkai kata menjadi kalimat. Sungguh, saya melihat sebuah pemandangan yang menggembirakan.
 
Pertemuan tersebut baru awal. Setelahnya akan ada pertemuan rutin dengan produk karya tulis masing-masing. Jika ini berlangsung secara istiqamah, insyaallah ada hasilnya. Saya yakin. Jika saya tidak yakin, percuma saya mengadakan acara he he. 

Tulungagung, 27-28 Oktober 2016

4 komentar:

  1. Amin, Sebuat pertemuan yang sangat memberi motivasi bagi kami untuk terus menulis dan menulis meski dalam terkebatasan imajinasi. Tapi harus tetap yakin bahwa menulis dan terus menulis lama-lama akan memiliki keahlian dan dari keyakinan itu pula akan mendapatkan hasilnya.

    Selain itu, ini juga sebagai dorongan menulis bagi kami diluar akademi (termasuk saya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mbak Lisa berkenan membaca catatan sederhana saya.

      Hapus
  2. aamiin, saya juga harus yakin, meski saya hanya sekedar hobi menulis dan mungkin tulisan saya tidak berarti setidaknya memacu saya untuk tetap berkarya

    selamat siang pak

    BalasHapus
  3. Cita-cita yang luhur. Barangkali saya juga memiliki hal yang sama terhadap peserta didik di daerah kami. Memang butuh perjuangan, terutama di daerah yang paling ceruk.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.