Menulis Sebanyak-banyaknya
Ngainun Naim
Sebagai dosen saya memiliki kewajiban untuk membuat tulisan ilmiah. Bentuknya laporan penelitian, artikel jurnal, buku, dan jenis-jenis karya ilmiah lainnya. Tentu, kewajiban membuat tulisan semacam ini tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan yang serius agar saya bisa menghasilkan tulisan demi tulisan sampai selesai.
Sesungguhnya tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam jika ingin menghasilkan tulisan yang banyak. Juga tidak perlu menunggu liburan datang. Cukup pusatkan pikiran, bangun pemahaman dan kesadaran untuk memanfaatkan waktu yang tersedia untuk membaca dan menulis. Jika Anda memiliki waktu 10 menit, gunakan untuk menulis. Mendapatkan satu paragraf pun sudah lumayan. Jika ini dilakukan secara konsisten, akan banyak tulisan yang bisa Anda hasilkan.
Banyak orang yang ingin bisa menulis. Mereka ikut berbagai kursus, baik daring maupun luring. Tentu, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat dalam memberikan basis pengetahuan dan teori. Biasanya setelah mengikuti kegiatan, semangat untuk menulis tumbuh pesat.
Namun semangat saja tidak cukup. Jika tidak pernah praktik menulis, juga tetap tidak akan bisa menulis. Menulis itu—menurut keyakinan saya—harus dengan praktik. Semakin banyak praktik, semakin bagus.
Biasanya ada saja alasan untuk tidak menulis. Ini jelas menjadi hambatan utama dalam proses menulis. Sebab ketika tunduk kepada satu alasan, akan ada banyak alasan di belakangnya yang menyusul.
Semangat menulis tinggi, iringi dengan manajemen waktu yang baik. Setiap ada kesempatan bisa digunakan untuk membaca dan menulis. Jika dilakukan dengan komitmen, pasti akan memberikan hasil yang menggembirakan.
Saya teringat ceramah Prof. Dr. Imam Suprayogo yang menyatakan bahwa beliau terus menulis setiap hari selama bertahun-tahun. Pokoknya menulis tanpa memikirkan embel-embel di belakangnya. Beliau menuturkan bahwa banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan menulis. Maka beliau menyarankan kepada generasi muda untuk terus menulis dan menulis.
Seorang guru besar Universitas Lambung Mangkurat, Prof. Dr. Ersis Warmansyah Abbas juga terus mengajak kita semua untuk menulis. Beliau mengingatkan penting komitmen. Dalam kondisi bagaimana pun, menulis memungkinkan untuk dilakukan. Jika belum bisa menulis karena satu dan lain hal, beliau menyarankan untuk menulis di otak dulu. Setelah memungkinkan baru ditulis di komputer.
Ada banyak lagi saran para ahli yang menekankan pentingnya menulis. Intinya mari terus menulis sesuai dengan minat kita masing-masing. Terus menulis dan rasakan manfaatnya. Semoga.
Amin, smga pak ... Insyaallah kami tetap smgt
BalasHapusInsaAllah, setiap hari menulis pak
BalasHapusAmin
HapusTerima kasih atas penncerahan ilmunya bapak
BalasHapusSama-sama Pak Haji
HapusMantul pak TIPS nya. Terimakasih.
BalasHapusMenulis itu penjelajahan intelektual. Membaca membuat kita tahu, dengan menuliskannya kita terlibat dalam pengetahuan. Ada dialog dalam diri, menimbang, menyeleksi berdasarkan nilai kita. Maka semakin sering kita menulis semakin dalam pemahaman kita.
Saya dengar, saya lupa. Saya lihat, saya ingat. Saya lakukan, saya paham.
Menulis itu memahami pengetahuan dengan cara melakukan.
Membaca dulu baru menulis, membutuhkan energi yang besar. Buku 200 halaman bisa jadi hanya jadi dua halaman yang dapat kita tuliskan. Sebaliknya.
Menulis dulu, membaca sebagai pelengkap, menambahkan informasi yang kita perlukan. Maka untuk menulis satu artikel 20 persen saja waktu yang kita perlukan untuk membaca informasi terpilih atau informasi terseleksi.
Cara ini lebih efektif.
Menulis dulu ya pak baru membaca sbg pelengkap. Syukron informasinya
HapusBetul.. Byk menulis byk ilmu. byk pengalaman.. Jos
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap pak, sdg berusaha melakukan.
BalasHapusTerus berjuang Bu
HapusTerima kasih Bapak, Bapak ini idola saya, tulisannya mengalir jernih, enak untuk bersuci. Mampir donk pak di blog saya. suparnomuhammad.blogspot.com
BalasHapusTerima kasih Pak Kepala Sekolah. Siap mengunjungi
HapusSaya betul betul kagum, ditengah sibuknya penjenengan, masih berkenan berbagai dengan kami kami
HapusAmiin. Trimakasih pak...
BalasHapusTerima kasih, tulisan ini bermanfaat buat sayya,
BalasHapusSama-sama Bu Guru
HapusTerimakasih,...
BalasHapusTulusan yang sangat menginspirasi...semangat tidak cukup..harus ada aksi..dan menejemen waktu...in Sya Allah, Pak...
BalasHapusSemangat Bu
HapusTerima kasih pak, memotivasi diri untuk dapat menulis setiap hari sangat penting dan melawan kemalasan.
BalasHapusSama-sama
HapusTerinakasih pak,menginspirasi sekali.
BalasHapusSama-sama
HapusYa Allah, semoga saya bisa pegang komitmen dan istikomah dalam.menulis serta bisa mengatur manajemen waktu , lalu memanfaatkan waktu dengan baik.
BalasHapusAamiinn
HapusMakasi ilmunya Mas Gus
BalasHapusSama-sama
HapusTerima kasih spiritnya semoga saya bisa setia menulis.
BalasHapusAmin. Sama-sama
HapusKeren Prof...pokoknya tulis...tulis...tulis...
BalasHapusSemangat menulis Mas
HapusSemangat menulis diiringi dengan manajemen waktu yang baik. Thanks, pak.
BalasHapusMenulis, menulis dan menulis...pokok menulis. mantap pak Dosen
BalasHapusTerima kasih Bu
Hapus